MAKALAH
MANAJEMEN KOSNTRUKSI
NAMA : SITI RODIAH
BAB
1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Proyek adalah bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang
ditentukan dan dibatasi oleh waktu dan juga sumber daya yang terbatas. Sehingga
proyek konstruksi, yaitu suatu upaya untuk mendapatkan hasil yang dirubah
menjadi bangunan atau infrastruktur. Infrastruktur atau bangunan ini mencakup
beberapa pekerjaan utama yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil/engineer
dan arsitektur/designer(perencana), juga dapat melibatkan disiplin ilmu
pengetahuan lainnya seperti akutansi/keuangan, teknik mesin, teknik industri
dan elektro.
Lebih dalam dari Manajemen Proyek Konstruksi, suatu
proses penerapan fungsi/kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan
penerapan. Dimana berjalan secara sistimatis pada setiap bagian–bagian tersebut
terdapat pada proyek, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien
dan efektif agar tercapai tujuan proyek tersebut dengan benar.
Manajemen Konstruksi membawahi mutu fisik dari
konstruksi, biaya dan waktu. Dimana manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia
dan manjemen material lebih ditekankan
dan digunakan. Karena pada Manajemen Konstruksi 20% dari manajemen perencanaan
berperan dan sisanya yaitu manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya
pengendalian biaya dan waktu proyek mendapatkan bagian yang lebih besar.
2. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah
makna sebenarnya dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri?
2. Seperti
apakah tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen konstruksi?Apa
saja pembentuk – pembentuk dari menejemen proyek mengingat peranaannya sebagai
menejemen konstruksi?
3. Seperti apakah peranan manajemen konstruksi
pada tahapan proyek?
4. Seperti apakah tahapan siklus proyek
konstruksi?
5. Seperti apakah karakteristik siklus proyek
dalam menejemen konstruksi?
3. TUJUAN
1. Mengetahui
makna dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri.
2. Mengetahui
apakah tujuan sebenarnya dari menejemen
proyek dalam pelaksanaan menejemen konstruksi.
3. Mengerti
akan apa saja pembentuk–pembentuk dari menejemen proyek mengingat peranaannya
sebagai menejemen konstruksi?
4. Mengetahui peranan manajemen konstruksi pada
tahapan proyek.
5. Mengetahui seperti apakah tahapan siklus proyek
konstruksi.
6. Mengetahui apakah karakteristik siklus
proyek dalam menejemen konstruksi
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1. MAKNA
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Manajemen
konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat
diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan
menjadi 5, yaitu:
1. Manpower
2. Material
3. Machines
4. Money
5. Method
Manajemen telah banyak
disebut sebagai “seni untuk merealisasikan pekerjaan melalui orang lain”.
Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen mencapai tujuan organisasi
melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang
diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan – pekerjaan itu
sendiri.
Manajemen
memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi tersebut
memberikan kenyataan bahwa manajemen terutama mengelola sumber daya manusia, bukan
material atau finansial. “We are Managing Human Resources”. Selain manajemen
mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan),
pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja), penyusun
personalia (penarikan, seleksi, pengembangan pemberian kompensasi dan penilaian
prestasi kerja), pengarahan (motivasai, kepemimpinan, integritas, dan
pengelolaan konflik) dan pengawasan. Pengertian manajemen begitu luas, sehingga
dalam kenyataannya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh
semua orang. Seperti yang dikemukakan oleh Stoner sebagai berikut :“Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.”
Dari
definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses bukan
seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah
kemampuan dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk
melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua
manajer, tanpa memperdulikan keahlian atau keterampilan khusus mereka. Harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan yang mereka inginkan. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan
manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
2.2.
TUJUAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Tujuan Manajemen
Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan
pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan
persyaratan untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula
mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan waktu pelaksanaan.
Dalam rangka pencapaian hasil ini
selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control), pengawasan
biaya (Cost Control)dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control). Penerapan
konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun
dapat juga pada tahap–tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek
tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap–tahap proyek sebagai
berikut:
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada
seluruh tahapan proyek.
2. Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini
mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan – masukan
dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi,
yang mencakup seluruh tahapan proyek,
mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
3. Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan
sejak awal desain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu
proyek dinyatakan layak mulai dari tahap desain.
4. Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan
masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan desain sampai proyek selesai,
apabila manajemen konstruksi dilaksanakan
setelah tahap desain.
5. Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai
koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau
pengawasan, apabila manajemen
konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak – kontrak
pelaksanaan untuk kontraktor.
2.3. PEMBENTUK MANAJEMEN KONSTRUKSI
yang berupa Komponen-komponen sistem unsur atau
subsistem terkait satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem
fungsi dan efektifitas sistem dalam usaha mencapai tujuannya tergantung dari
ketepatan susunan rangkaian atau struktur terhadap tujuan yang telah
ditentukan, yaitu:
1. Bersifat Dinamis.
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan
perilaku tertentu. Perilaku sistem
umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan input menjadi output.
2. Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah
Komponen-komponennya.
Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau
terorganisir secara benar, maka
akan terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah
bagiannya.
3. Mempunyai Arti yang Berbeda.
Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau
diartikan berbeda, tergantung
siapa yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa. Salah satu tanda
keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang jelas. Umumnya
identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk mengetahui perilaku suatu
sistem dan bagiannya.
4. Mempunyai Keterbatasan.
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar
berupa hambatan dari lingkungan,
sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya
2.4. PERANAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
2.4.1.
Peranan Manajemen Konstruksi pada
Tahapan Proyek
Agency Construction Manajement (ACM). Pada sistem ini
konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi
sebagai koordinator penghubung antara perancangan dan pelaksanaan serta antar
para kontraktor. Konsultan MK dapat dilibatkan mulai dari fase perencanaan
tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan.
Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor
sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.
Extended Service Construction Manajemen (ESCM). Jasa
konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor.
Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi
“konflik-kepentingan” karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan
oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal tersebut akan menjadi suatu
kelemahan pada sistem ini. Pada tipe yang lain kemungkinan melakukan jasa
Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/Kontraktor.
Owner Construction Management (OCM). Dalam hal ini
pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang bertanggung jawab
terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan. Guaranted Maximum Price Construction
Management (GMPCM), konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum
daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan
pekerjaan konstruksi tetapi bertanggung jawab kepada pemilik mengenai waktu,
biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe
ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
Manajemen konstruksi juga dapat
diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi
dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Construction
Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada 7 kategori utama
tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen,
manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak,
manajemen keselamatan, dan dan praktek profesional.
2.4.2. Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri
Konstruksi
Peranan Manajemen
Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan yang sangat baik yang
disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses
konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua tahap
konstruksi proyek anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan melakukan semua
yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang desain dan
perencanaan. Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang
didefinisikan dengan baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor
untuk memulai membangun aktual bawah pengawasan yang ketat. Menekankan pada
independen dari para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi.
Netralitas ini memungkinkan untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan
klien pada pilihan konsultan dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk
mendapatkan manfaat maksimal.
2.5. Tahapan Siklus Proyek Konstruksi
Siklus hidup proyek
adalah tahap-tahapan yang saling berhubungan mulai awal kegiatan proyek sampai
akhir kegiatan proyek (PMI, 2004). Mengingat suatu proyek bersifat unik, maka
akan selalu dijumpai masalah
ketidakpastian. Dalam pelaksanaan suatu proyek
biasanya dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap-tahap pelaksanan proyek
dikenal dalam istilah siklus hidup proyek.
2.5.1. Karakteristik Tahapan Suatu Proyek
Tiap-tiap tahapan suatu proyek ditandai dengan penyelesaian satu atau lebih deliverables.
Suatu deliverables bersifat terukur, misalnya studi kelayakan, detail-detail
suatu desain atau pekerjaan suatu prototype. Deliverables. dan karenanya suatu
tahapan merupakan bagian dari
urutan-urutan umum dari desain yang logis untuk menjamin definisi produk atau
proyek yang sesuai. Dapat disimpulkan bahwa tahapan proyek umumnya ditandai dengan tinjauan ulang (review)
terhadap dua kunci utama deliverables dan unjuk kerja proyek yaitu:
a. Menentukan kapan proyek dilanjutkan ketahap
berikutnya
b. Mendeteksi
dan membetulkan kesalahan dalam analisis biaya secara efektif.
Tahap atau tinjauan akhir ini
sering disebut fase exist (tahap pengadaan), stage gates (gerbang langkah) or
kill points (titik berbahaya). Setiap tahap proyek secara umum meliputi
seperangkat rencana definisi deliverables
untuk menetapkan tingkat pengawasan manajemen yang diinginkan.
Kebanyakan tahap-tahap ini berhubungan deliverable tahap pertama, dan tahapan
berikutnya seperti analisis kebutuhan (requirwements), desain (design),
membangun (built), uji coba (test),
memulai (startup), penyerahan
(turnover), dan sebagainya.
2.5.2. Siklus dan Proses Sistem dalam Manajemen.
Aspek penting dari
pendekatan sistem terletak pada siklus sistem dan prosesnya, yaitu perubahan
teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama sistem masih
aktif. Penahapan dalam siklus sistem, proses mewujudkan sistem untuk keperluan
operasi atau produksi sampai siklus sistem berhenti berfungsi dikelompokan
menjadi beberapa tahap yang dibedakan atas jenis kegiatan yang dominan yaitu
siklus sistem dan siklus biaya.
Dalam
rangka mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, maka perlu penilaian
menyeluruh terhadap sistem yang bersangkutan. Yang dinilai adalah karakteristik
sistem yang dijabarkan sebagai parameter, spesifikasi,dan kriteria terhadap
biaya yang diperlukan.
Siklus
biaya (life cycle cost), mencakup semua biaya yang diperlukan selama periode
siklus sistem, yaitu dari penelitian dan pengembangan, desain engineering,
manufaktur dan kontruksi, sampai pada operasi atau produksi atau utilisasi dan
pemeliharaan.
2.6. Karakteristik Siklus Proyek
Siklus proyek
menyajikan tentang definisi kegiatan proyek dari awal sampai akhir. Siklus proyek akan menentukan apakah kegiatan
studi kelayakan diperlukan sebagai tahap
awal proyek atau bagian yang terpisah dari proyek. Siklus proyek juga menentukan apakah tindakan transisi pada
awal dan akhir proyek, termasuk kegiatan proyek atau tidak.
Dalam hal ini siklus
proyek dapat digunakan sebagai penghubung antara dengan kegiatan operasional
untuk membentuk organisasi proyek. Siklus
Proyek umumnya mendefinisikan tentang hal-hal berikut : kegiatan teknis apakah yang akan dikerjakan (misalnya
apakah bagian arsitek termasuk dalam tahap definisi atau bagian dari tahap
pelaksanaan). Kapan deliverable akan dihasilkan pada setiap phase dan bagian
setiap deliverable direview, diferivikasi dan falidasi. Siapakah yang akan
terlibat dalam setiap tahap proyek. Bagaimana melakukan pengawasan dan menyetujui
kegiatan tiap tahap.
Siklus proyek dapat
bersifat umum dan bersifat detail. Deskripsi siklus proyek yang tertalalu detail
memiliki berbagai bentuk, bagan dan ceklist untuk menunjukkan struktur dan konsistensi pelaksanaan
proyek. Siklus proyek yang detail sering
disebut dengan metodologi manajemen. Kebanyakan
siklus proyek memiliki sejumlah
karakteristik umum yaitu:
1. Penggunaan
biaya dan staf /tenaga kerja pada awal
rendah dan bertambah tinggi kearah akhir, dan langsung rendah/turun pada tahap akhir.
2. Kemungkinan
kesuksesan pelaksanan proyek rendah, dan risiko
ketidakpastian tinggi pada awal
proyek. Kemungkinan kesuksesan pelaksanaan proyek umumnya
akan nampak pada tahap pelaksanaan
proyek selanjutnya.
3. Kemampuan
stakeholder untuk mempengaruhi karakteristik
final produk dan biaya final proyek
sangat tinggi pada saat awal dan langsung menurun/rendah pada setelah proyek berjalan. Konstribusi utama
pada fenomena ini adalah perubahan biaya dan koreksi kesalahan umumnya
meningkat saat proyek berlangsung.
4. Representasi Siklus Proyek
Contoh berikut dapat dijadikan contoh beberapa model
siklus proyek yang sering digunakan.
Proyek depertemen Pertahanan AS (April 2000)
tahapan siklus proyek dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap studi kelayakan
(feasibility), tahap ini meliputi kegiatan:
perumusan proyek, studi kelayakan, strategi perencanaan dan persetujuan.
Keputusan untuk melajutkan atau tidak
proyek yang akan dibuat dilakukan pada
akhir tahap ini.
b. Perencanaan dan desain (planning and design),
tahap ini meliputi kegiatan pembuatan
desain utama (base design), pembiayaan dan penjadwalan, masalah kontrak dan pembuatan detail perencanaan. Penyelesaian
kontrak dilakukan dalam akhir tahap ini.
c. Tahap konstruksi (constraction), tahap ini
meliputi manufacturing (penyiapan
mesin), penyerahan, pekerjaan sipil, pemasangan mesin-mesin dan uji coba. Semua fasilitas harus sudah lengkap dan
sempurna pada akhir tahap ini.
d. Tahap akhir dan mulai operasi (turnover and
startup), tahap ini meliputi: uji coba akhir dan perawatan. Pada akhir tahap
ini semua fasilitas harus sudah dapat bekerja secara penuh.
BAB
3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari sekian banyak pembahasan yang tertera di atas maka
dapat kita simpulkan bahwa manajemen proyek sangat lah penting dalam suatu
menejemen konstruksi dimana dengan proyek konstruksi yang se rumit dan sebesar
itu tentunya di perlukan suatu alat yang berguna dalam pengaturan jalanya
proyek tersebut yang disebut menejemen proyek konstruksi. Tujuan Manajemen
Konstruksi untuk mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan
pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan
persyaratan. Pembentuk Manajemen Konstruksi yaitu bersifat dinamis, memiliki
sistem yang terpadu, mempunyai peranan yang berbeda dan mempunyai keterbatasan.
Tahapan Siklus Proyek Konstruksi itu ada 2 kegiatan yaitu siklus sistem dan
siklus biaya. Karakteristik siklus proyek dalam manajemen konstruksi yaitu
penggunaan biaya, kemungkinan kesuksesaan, kemampuan stakeholder untuk
mempengaruhi karakteristik final produk dan representasi siklus proyek.
3.2. Saran
Mengingat begitu pentingnya dan sentralnya menejemen
proyek posisinya dalam menejemen konstruksi maka di sarankan agar melakukan
persiapan sematang-matangnya dalam melakukan perencanaan menejemen karena kalau
adanya kesalahan manajemen maka akan gagal total lah suatu proyek tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
http://makalahtekniksipil.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-
konstruksi.html
http://architectaria.com/planning-scheduling-and-project-operation-with-
barchart-and-s-curve-perencanaan-penjadwalan-dan-pengendalian-proyek- denganbar-chart-dan-s-curve.html
https://karniadewi.wordpress.com/2013/03/11/manajemen-konstruksi/
http://yooungengineer.blogspot.co.id/2013/08/makalah-menejemen-
konstruksiproyek.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar