Jumat, 09 November 2018

MAKALAH MANAJEMEN KONSTRUKI TEKNIK SIPIL

MAKALAH
MANAJEMEN KOSNTRUKSI

NAMA : SITI RODIAH


BAB 1
PENDAHULUAN

1.           LATAR BELAKANG
              Proyek adalah bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan dibatasi oleh waktu dan juga sumber daya yang terbatas. Sehingga proyek konstruksi, yaitu suatu upaya untuk mendapatkan hasil yang dirubah menjadi bangunan atau infrastruktur. Infrastruktur atau bangunan ini mencakup beberapa pekerjaan utama yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil/engineer dan arsitektur/designer(perencana), juga dapat melibatkan disiplin ilmu pengetahuan lainnya seperti akutansi/keuangan, teknik mesin, teknik industri dan elektro.
              Lebih dalam dari Manajemen Proyek Konstruksi, suatu proses penerapan fungsi/kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan penerapan. Dimana berjalan secara sistimatis pada setiap bagian–bagian tersebut terdapat pada proyek, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif agar tercapai tujuan proyek tersebut dengan benar.
              Manajemen Konstruksi membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan waktu. Dimana manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia dan manjemen material  lebih ditekankan dan digunakan. Karena pada Manajemen Konstruksi 20% dari manajemen perencanaan berperan dan sisanya yaitu manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek mendapatkan bagian yang lebih besar.





2.            RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimanakah  makna sebenarnya dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri?
2.    Seperti apakah tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen konstruksi?Apa saja pembentuk – pembentuk dari menejemen proyek mengingat peranaannya sebagai menejemen konstruksi?
3.    Seperti apakah peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek?
4.    Seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi?
5.    Seperti apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen konstruksi?

3.            TUJUAN
1.    Mengetahui makna dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri.
2.    Mengetahui apakah tujuan sebenarnya  dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen konstruksi.
3.    Mengerti akan apa saja pembentuk–pembentuk dari menejemen proyek mengingat peranaannya sebagai menejemen konstruksi?
4.    Mengetahui peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek.
5.    Mengetahui seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi.
6.    Mengetahui apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen konstruksi







BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.         MAKNA MANAJEMEN KONSTRUKSI
               Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan menjadi 5, yaitu:
1.    Manpower
2.    Material
3.    Machines
4.    Money
5.    Method
Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk merealisasikan pekerjaan melalui orang lain”. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan – pekerjaan itu sendiri.
Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi tersebut memberikan kenyataan bahwa manajemen terutama mengelola sumber daya manusia, bukan material atau finansial. “We are Managing Human Resources”. Selain manajemen mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja), penyusun personalia (penarikan, seleksi, pengembangan pemberian kompensasi dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasai, kepemimpinan, integritas, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan. Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang dikemukakan oleh Stoner sebagai berikut :“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.”
               Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses bukan seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer, tanpa memperdulikan keahlian atau keterampilan khusus mereka. Harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

2.2.         TUJUAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan waktu pelaksanaan.
              Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost Control)dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control). Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap–tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap–tahap proyek sebagai berikut:
1.    Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek.
2.    Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan – masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh   tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan         dan penyerahan proyek.
3.    Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal desain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak mulai dari tahap desain.
4.  Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan desain sampai proyek selesai, apabila manajemen             konstruksi dilaksanakan setelah tahap desain.
5.   Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen          konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan            pemisahan kontrak – kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.


2.3.        PEMBENTUK MANAJEMEN KONSTRUKSI
              yang berupa Komponen-komponen sistem unsur atau subsistem terkait satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem fungsi dan efektifitas sistem dalam usaha mencapai tujuannya tergantung dari ketepatan susunan rangkaian atau struktur terhadap tujuan yang telah ditentukan, yaitu:
1.    Bersifat Dinamis.
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan perilaku tertentu. Perilaku sistem         umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan input menjadi output.
2.    Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya.
Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar, maka           akan terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah bagiannya.
3.    Mempunyai Arti yang Berbeda.
Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung          siapa yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa. Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang jelas. Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk mengetahui perilaku suatu sistem dan bagiannya.    
4.    Mempunyai Keterbatasan.
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari      lingkungan, sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya
  

2.4.        PERANAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
2.4.1.     Peranan Manajemen Konstruksi pada Tahapan Proyek
              Agency Construction Manajement (ACM). Pada sistem ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator penghubung antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.
              Extended Service Construction Manajemen (ESCM). Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi “konflik-kepentingan” karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal tersebut akan menjadi suatu kelemahan pada sistem ini. Pada tipe yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/Kontraktor.
              Owner Construction Management (OCM). Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang bertanggung jawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM), konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggung jawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
              Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada 7 kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan dan praktek profesional.
2.4.2.     Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi
Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua tahap konstruksi proyek anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang desain dan perencanaan. Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk memulai membangun aktual bawah pengawasan yang ketat. Menekankan pada independen dari para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. Netralitas ini memungkinkan untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien pada pilihan konsultan dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat maksimal.









2.5.        Tahapan Siklus Proyek Konstruksi
Siklus hidup proyek adalah tahap-tahapan yang saling berhubungan mulai awal kegiatan proyek sampai akhir kegiatan proyek (PMI, 2004). Mengingat suatu proyek bersifat unik, maka akan selalu dijumpai  masalah ketidakpastian. Dalam pelaksanaan  suatu proyek biasanya dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap-tahap pelaksanan proyek dikenal dalam istilah siklus  hidup proyek.
2.5.1.     Karakteristik Tahapan Suatu Proyek
              Tiap-tiap tahapan suatu proyek ditandai dengan  penyelesaian satu atau lebih deliverables. Suatu deliverables bersifat terukur, misalnya studi kelayakan, detail-detail suatu desain atau pekerjaan suatu prototype. Deliverables. dan karenanya suatu tahapan  merupakan bagian dari urutan-urutan umum dari desain yang logis untuk menjamin definisi produk atau proyek yang sesuai. Dapat disimpulkan bahwa tahapan proyek  umumnya ditandai dengan tinjauan ulang (review) terhadap dua kunci utama deliverables dan unjuk kerja proyek yaitu:
a.    Menentukan kapan proyek dilanjutkan ketahap berikutnya
b.    Mendeteksi dan membetulkan kesalahan dalam analisis biaya secara efektif.
              Tahap atau tinjauan akhir ini sering disebut fase exist (tahap pengadaan), stage gates (gerbang langkah) or kill points (titik berbahaya). Setiap tahap proyek secara umum meliputi seperangkat rencana definisi deliverables  untuk menetapkan tingkat pengawasan manajemen yang diinginkan. Kebanyakan tahap-tahap ini berhubungan deliverable tahap pertama, dan tahapan berikutnya seperti analisis kebutuhan (requirwements), desain (design), membangun (built), uji coba (test),  memulai (startup),  penyerahan (turnover),  dan sebagainya.

2.5.2.     Siklus dan Proses Sistem dalam Manajemen.
Aspek penting dari pendekatan sistem terletak pada siklus sistem dan prosesnya, yaitu perubahan teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama sistem masih aktif. Penahapan dalam siklus sistem, proses mewujudkan sistem untuk keperluan operasi atau produksi sampai siklus sistem berhenti berfungsi dikelompokan menjadi beberapa tahap yang dibedakan atas jenis kegiatan yang dominan yaitu siklus sistem dan siklus biaya.
Dalam rangka mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, maka perlu penilaian menyeluruh terhadap sistem yang bersangkutan. Yang dinilai adalah karakteristik sistem yang dijabarkan sebagai parameter, spesifikasi,dan kriteria terhadap biaya yang diperlukan.
Siklus biaya (life cycle cost), mencakup semua biaya yang diperlukan selama periode siklus sistem, yaitu dari penelitian dan pengembangan, desain engineering, manufaktur dan kontruksi, sampai pada operasi atau produksi atau utilisasi dan pemeliharaan.


2.6.        Karakteristik Siklus Proyek
Siklus proyek menyajikan tentang definisi kegiatan proyek dari awal sampai akhir.  Siklus proyek akan menentukan apakah kegiatan studi kelayakan  diperlukan sebagai tahap awal proyek atau bagian yang terpisah dari proyek. Siklus proyek  juga menentukan apakah tindakan transisi pada awal dan akhir proyek, termasuk kegiatan proyek atau tidak.
Dalam hal ini siklus proyek dapat digunakan sebagai penghubung antara dengan kegiatan operasional untuk  membentuk organisasi proyek. Siklus Proyek umumnya mendefinisikan tentang hal-hal berikut : kegiatan  teknis apakah yang akan dikerjakan (misalnya apakah bagian arsitek termasuk dalam tahap definisi atau bagian dari tahap pelaksanaan). Kapan deliverable akan dihasilkan pada setiap phase dan bagian setiap deliverable direview, diferivikasi dan falidasi. Siapakah yang akan terlibat dalam setiap tahap proyek. Bagaimana melakukan pengawasan dan menyetujui kegiatan tiap tahap.
Siklus proyek dapat bersifat umum dan bersifat detail. Deskripsi siklus proyek yang tertalalu  detail  memiliki berbagai bentuk, bagan dan ceklist untuk menunjukkan  struktur dan konsistensi pelaksanaan proyek.  Siklus proyek yang detail sering disebut dengan metodologi manajemen. Kebanyakan  siklus proyek   memiliki sejumlah karakteristik umum yaitu:
1.    Penggunaan biaya dan staf /tenaga kerja pada awal  rendah dan bertambah tinggi kearah akhir, dan  langsung rendah/turun  pada tahap akhir.
2.    Kemungkinan kesuksesan pelaksanan proyek rendah, dan risiko  ketidakpastian  tinggi pada awal proyek. Kemungkinan kesuksesan pelaksanaan proyek  umumnya  akan nampak pada  tahap pelaksanaan proyek selanjutnya.
3.    Kemampuan stakeholder  untuk mempengaruhi  karakteristik  final produk dan biaya final proyek  sangat tinggi pada saat awal dan langsung menurun/rendah pada  setelah proyek berjalan. Konstribusi utama pada fenomena ini adalah perubahan biaya dan koreksi kesalahan umumnya meningkat saat proyek berlangsung.
4.    Representasi Siklus Proyek
Contoh berikut dapat dijadikan contoh beberapa model siklus proyek  yang sering digunakan. Proyek depertemen Pertahanan AS (April 2000)  tahapan siklus proyek dilakukan sebagai berikut:
      a.   Tahap studi kelayakan (feasibility), tahap ini meliputi kegiatan:  perumusan proyek, studi kelayakan, strategi perencanaan dan persetujuan. Keputusan  untuk melajutkan atau tidak proyek yang akan dibuat  dilakukan pada akhir tahap ini.
      b.   Perencanaan dan desain (planning and design), tahap ini meliputi kegiatan  pembuatan desain utama (base design), pembiayaan dan penjadwalan,  masalah kontrak dan  pembuatan detail perencanaan. Penyelesaian kontrak dilakukan dalam akhir tahap ini.
      c.   Tahap konstruksi (constraction), tahap ini meliputi  manufacturing (penyiapan mesin), penyerahan, pekerjaan sipil, pemasangan mesin-mesin dan uji coba.  Semua fasilitas harus sudah lengkap dan sempurna pada akhir tahap ini.
      d.   Tahap akhir dan mulai operasi (turnover and startup), tahap ini meliputi: uji coba akhir dan perawatan. Pada akhir tahap ini semua fasilitas harus sudah dapat bekerja secara penuh.






BAB 3
PENUTUP

3.1.        Kesimpulan      
          Dari sekian banyak pembahasan yang tertera di atas maka dapat kita simpulkan bahwa manajemen proyek sangat lah penting dalam suatu menejemen konstruksi dimana dengan proyek konstruksi yang se rumit dan sebesar itu tentunya di perlukan suatu alat yang berguna dalam pengaturan jalanya proyek tersebut yang disebut menejemen proyek konstruksi. Tujuan Manajemen Konstruksi untuk mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan. Pembentuk Manajemen Konstruksi yaitu bersifat dinamis, memiliki sistem yang terpadu, mempunyai peranan yang berbeda dan mempunyai keterbatasan. Tahapan Siklus Proyek Konstruksi itu ada 2 kegiatan yaitu siklus sistem dan siklus biaya. Karakteristik siklus proyek dalam manajemen konstruksi yaitu penggunaan biaya, kemungkinan kesuksesaan, kemampuan stakeholder untuk mempengaruhi karakteristik final produk dan representasi siklus proyek.
3.2.      Saran
              Mengingat begitu pentingnya dan sentralnya menejemen proyek posisinya dalam menejemen konstruksi maka di sarankan agar melakukan persiapan sematang-matangnya dalam melakukan perencanaan menejemen karena kalau adanya kesalahan manajemen maka akan gagal total lah suatu proyek tersebut.




DAFTAR PUSTAKA

http://makalahtekniksipil.blogspot.co.id/2012/01/manajemen- konstruksi.html
http://architectaria.com/planning-scheduling-and-project-operation-with- barchart-and-s-curve-perencanaan-penjadwalan-dan-pengendalian-proyek-           denganbar-chart-dan-s-curve.html
https://karniadewi.wordpress.com/2013/03/11/manajemen-konstruksi/

http://yooungengineer.blogspot.co.id/2013/08/makalah-menejemen- konstruksiproyek.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar